Senin, 22 Agustus 2011

Aliran-Aliran Islam Sesat Didunia

AnehAjaib.  Inilah beberapa aliran islam yang digolongkan "sesat" didunia Versi AnehAjaib:


1. Najjariyah

Mereka adalah pengikut Husain bin Muhammad al-Najjar yang pandangan-pandangannya diadopsi oleh para penganut Mu'tazilah di daerah Rayy. Mereka ini terpecah ke berbagai subkelompok seperti Barghutsiyah Za'faraniyah dan Mustadrikah tetapi mereka sependapat dengan kelompok asalnya dalam perkara-perkara yang fundamental. Mereka sependapat dengan Mu'tazilah dalam menolak sifat-sifat Allah yakni mengetahui berkuasa berkehendak hidup mendengar dan melihat. Akan tetapi mereka sependapat dengan Shifatiyah tentang Allah menciptakan perbuatan-perbuatan . Najjar berpendirian bahwa Allah menghendaki diri-Nya sendiri sebagaimana Dia mengetahui diri-Nya sendiri pula. Allah dengan demikian timbullah keterkaitan secara umum sehingga kata Najjar Allah menghendaki yang baik dan buruk manfaat dan madharat. Kalau dikatakan bahwa Allah berkehendak berarti bahwa Dia berbuat tidak karena terpaksa atau terdesak . Najjar juga mengatakan bahwa Allah adalah pencipta segala perbuatan manusia baik dan buruk benar dan salah; manusia memerlukan kepada sebagian perbuatan-perbuatan ini.

Dia selanjutnya berpendirian bahwa kekuatan yang diciptakan itu memiliki efek tertentu terhadap perbuatan-perbuatan ini; ini dinamakan sebagai kasab sebagaimana Asy'ari menamakannya. Dia juga sekata dengan Ay'ari bahwa dalam perbuatan terdapat kapasitas. Dalam perkara bahwa Allah dapat dilihat dengan mata Najjar menolaknya sebab - menurutnya - itu mustahil bagi Allah. Akan tetapi dia mengatakan bahwa Allah mungkin akan mengalihkan kekuatan dalam hatinya yang berupa ma'rifah ke dalam matanya dan manusia akan mengenal-Nya melalui matanya ini; hal seperti ini dapat disebut melihat. Najjar pun berpendapat bahwa firman Allah itu diciptakan tetapi dia berbeda pendapat dengan Mu'tazilah mengenai berbagai hal. Menurutnya misalkan firman Allah kalau ia dibaca ialah suatu aksiden dan kalau ia ditulis maka ia adalah suatu jisim.

Mengenai firman Allah ini Za'faraniyh cukup mengherankan di satu pihak berkeyakinan bahwa ia bukanlah Allah sendiri dan segala apa selain Allah berati makhluk tetapi di pihak lain mereka berkeyakinan bahwa siapa saja yang mengatakan Alquran diciptakan maka ia kafir. Barangkali menurut mereka ada suatu perbedaan jika tidak pertentangannya sangat jelas. Mustadrikah menyatakan "Kami percaya bahwa firman Allah itu bukan Allah sendiri dan bahwa firman-Nya itu diciptakan. Akan tetapi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa firman Allah tidak diciptakan dan semua pendahulu kami menyepakati pernyataan ini. Maka dari itu kami pun berkeinginan untuk menerimanya tetapi menafsirkan opini mereka bahwa firman Allah tidak diciptakan adalah sebagai berikut; firman Allah tidak diciptakan dalam pola kata-kata dan suara melainkan diciptakan bukan dalam bentuk kata-kata ini adalah sebuah salinan daripadanya." Ka'bi meriwayatkan dari Najjar bahwa ia mengatakan bahwa Allah berada dimana-mana dengan esensi-Nya bukan cuma melalui ilmu dan kekuasaan-Nya. Ini menuntun Najjar kepada berbagai hal yang bukan-bukan .

Adapun mengenai pandangan bahwa pikiran manusia sudah dapat mengetahu Allah sebelum ada wahyu dia sepaham dengan Mu'tazilah yakni bahwa ia mesti mengetahui-Nya melalui refleksi dan berpikir. Iman menurut Najjar adalah keyakinan/pembenaran . Lagipula kata Najjar barang siapa yang melakukan dosa besar kemudian ia mati sebelum bertaubat dari dosanya itu maka dia akan dihukum karenanya akan tetapi dia akan dikeluarkan lagi dari neraka itu sebab adalah tidak adil jika Allah menyamakan dia dengan seorang kafir yakni Allah dikatakan tidak adil jika menyiksa yang beriman tetapi berdosa dengan siksaan yang kekal seperti yang ditimpakan kepada orang kafir. Muhammad bin 'Isa yang dikenal dengan nama Barghuts Bisyr bin Ghiyats al-Muraisi dan Husain al-Najjar satu dengan lainnya memiliki ide yang sangat mirip. Mereka berpendirian bahwa Allah "berkehendak" dan tidak akan berhenti dari menghendaki segala sesuatu yang Dia ketahui akan terjadi baik ataupun buruk beriman atau kafir ta'at atau inkar. Namun demikian kebanyakan penganut Mu'tazilah menolak pendapat ini.

2. Al-Mirdariyyah

Mereka para pengikut 'Isa bin Shubaih yang terkenal dengan sebutan Abu Musa yang bergelar al-Mirdar. Dia adalah murid Bisyr bin al-Mu'tamir ia belajar ilmu darinya kemudian berzuhud. Dia juga dinamai rahibnya Mu'tazilah. Dia berbeda pendapat dengan yang lainnya dalam beberapa hal.

Ucapannya tentang qadar bahwa Allah Ta'ala kuasa untuk berdusta dan berbuat zalim jika Dia berdusta dan zalim Dia adalah Tuhan yang pendusta dan zalim. Maha Suci Allah dari ucapannya ini.

Pendapatnya tentang masalah tawallud sama dengan pendapat gurunya dan ia menambahnya dengan memandang boleh terjadinya satu perbuatan dari dua pelaku dengan cara tawallud.

Pendapatnya tentang Alquran bahwa manusia kuasa untuk membuat yang sama dengan Alquran dari segi kefasihan susunan dan balaghah. Dialah orang yang ekstrem dalam pendapat bahwa Alquran itu makhluk dan ia mengafirkan orang yang berpendapat bahwa Alqura itu qadiim dengan alasan bahwa orang itu telah menetapkan adanya dua dzat yang qadiim. Dia juga mengkafirkan orang yang bergaul dengan sultan dan menurut dia orang itu tidak berhak mewarisi dan diwarisi.

Ia juga mengafirkan orang yang berkata bahwa perbuatan-perbuatan hamba adalah ciptaan Allah Ta'ala juga orang yang berpendapat bahwa Allah dapat dilihat dengan penglihatan mata di akhirat nanti. Dia bahkan berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam mengafirkan orang sampai-sampai dia berkata bahwa mereka kafir walau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Sekali waktu ia ditanya oleh Ibrahim bin as-Sanadi tentang penduduk bumi seluruhnya. Ia lalu mengafirkan mereka semua. Maka Ibrahim lantas menyanggah "Surga yang luasnya seluas langit dan bumi tidak dimasuki kecuali oleh kamu dan tiga orang yang mengikuti kamu?" Ia tak dapat menjawab dan diam seribu bahasa. Di antara muridnya adalah al-Ja'faran Abu Zufar Muhammad bin Suwaid teman Abu Ja'far Muhammad bin Abdullah al-Iskaafi dan 'Isa bin al-Haitsam serta Ja'far bin Harb al-Asyaj.

Al-Ka'bi menceritakan bahwa dua orang Ja'far ini berkata bahwa Allah Ta'ala menciptakan Alquran di lauhil mahfuzh dan tidak boleh dipindahkan karena mustahil sesuatu yang satu berada di dua tempat dalam satu waktu dan menurut mereka apa yang kita baca adalah hikayah/meniru dari yang tertulis pertama di lauhil mahfuzh dan bacaan itu adalah perbuatan dan ciptaan kita. Al-Ka'bi berkata bahwa inilah yang dipilihnya dari sekian pendapat yang berbeda tentang Alquran. Ia juga berpendapat tentang kemampuan akal dalam mengetahui baik dan buruk bahwa akal mewajibkan seseorang untuk mengenal Allah Ta'ala dengan segala hukum-Nya dan sifat-sifat-Nya sebelum turunnya wahyu dan jika ia lalai dari mengenal-Nya Allah akan menghukumnya selama-lamanya.

3. An-Nazhzhamiyyah

Yaitu para pengikut Ibrahim bin Yassar bin Hani' an-Nazhzham. Ia telah mengkaji berbagai kitab filosof kemudian ia campur adukkan ucapan para filosof itu dengan ucapan Mu'tazilah. Dia berbeda pandangan dengan yang lainnya dalam beberapa masalah berikut ini

Dia menambahkan pendapat tentang qadar baik dan buruknya di antaranya adalah pendapatnya bahwa Allah Ta'ala tidak disifati dengan qudrah atas kejahatan dan maksiat dan tidaklah hal-hal itu termasuk dalam perkara yang masuk dalam qudrah Allah Ta'ala. Berbeda dengan pendapat Mu'tazilah lainnya yang mengatakan bahwa Allah kuasa atas hal-hal itu tetapi Dia tidak melakukannya karena hal-hal itu jelek. Pendapat an-Nazhzham bahwa kejelekan itu adalah sifat dzat dari sesuatu yang jelek maka hal itulah yang mencegah disandarkannya perbuatan jelek kepada Allah. Maka dia berpendapat bahwa bisanya timbul kejelekan dari Allah adalah sebab suatu kejelekan. Jadi Dia yang berlaku adil tidaklah disifati dengan qudrah atas kezhaliman.

Selanjutnya an-Nazhzham menambah kerancuan ini dengan pendapat bahwa Allah kuasa melakukan untuk hamba-Nya apa-apa yang diketahui-Nya mengandung kemaslahatan mereka dan tidak kuasa melakukan yang tidak mengandung maslahat bagi mereka ini menyangkut urusan dunia. Adapun di akhirat an-Nazhzham berkata bahwa Allah Ta'ala kuasa menambah azab bagi penghuni neraka dan tidak kuasa menguranginya. Demikian juga Dia tidak kuasa mengurangi keni'matan penghuni sorga juga tidak kuasa mengeluarkan seorang pun dari penghuni sorga dan bahwa hal-hal yang demikian ini tidak masuk dalam kuasa Allah.

Berdasarkan pendapatnya ini berarti Allah Ta'ala itu terpaksa melakukan segala yang diperbuat-Nya. Sesungguhnya yang Maha Kuasa itu pada hakekatnya adalah yang memiliki pilihan antara berbuat atau tidak. An-Nazhzham menjawab bahwa yang kalian wajibkan atasku dalam perkara qudrah juga wajib atas kalian dalam perkara fi'l . Bukankah menurut kalian Dia mustahil melakukannya walaupun mampu melakukannya jadi tidak ada bedanya.

An-Nazhzham sebenarnya mengambil pendapat ini dari ucapan filosof kuno yang mengatakan bahwa orang dermawan tidak boleh menyimpan sesuatu yang tidak dilakukannya maka apa yang dibuat dan diadakannya itulah yang kuasa dilakukannya. Jika dalam ilmu dan kuasa Allah Ta'ala ada yang lebih baik dan lebih sempurna lebih teratur dan lebih bermaslahat maka dari itu pastilah Dia melakukannya.

Pendapatnya tentang iradah bahwa Allah Ta'ala pada hakekatnya tidak disifati dengannya . Jika disifati dengan iradah secara syar'I dalam perbuatannya maka maksudnya adalah bahwa Dia-lah Penciptanya dan Yang Menumbuhkannya berdasarkan ilmu-Nya. Dan jika disifati bahwa Dia menghendaki perbuatan-perbuatan hamba maka maksudnya adalah bahwa Dia menyuruhnya atau melarangnya. Dan dari an-Nazhzhamlah al-Ka'bi mengambil pendapatnya tentang iradah.

Pendapatnya bahwa perbuatan hamba semuanya adalah gerakan dan diam. Ilmu dan keinginan adalah gerakan jiwa. Maksud dari gerakan ini bukanlah gerakan yang berpindah tetapi gerakan itu adalah perubahan sebagaimana kata para filosof yaitu gerakan dalam kualitas kuantitas meletakkan di mana kapan dan sebagainya.

An-Nazhzham juga sepakat dengan para filosof bahwa manusia pada hakekatnya adalah jiwa dan ruh sedangkan badan adalah alat dan instrumennya. Namun ia tidak terlalu paham pendapat mereka dan cenderung pada pendapat para filosof naturalis bahwa ruh adalah jasad halus yang menjerat tubuh dan masuk ke dalam hati seperti masuknya air ke dalam bunga mawar dan minyak ke dalam biji wijen atau lemak pada susu. Dan dia berkata bahwa ruh adalah yang punya kekuatan dan kemampuan dan kehidupan serta kehendak. Dia mampu dengan jiwanya dan kemampuan itu ada sebelum perbuatan.

Al-Ka'bi menceritakan darinya dia berkata bahwa tiap sesuatu yang melampaui batas kemampuan yang berupa perbuatan maka itu adalah perbuatan Allah Ta'ala atau bahwa Allah Ta'ala menciptakan batu dengan suatu tabi'at tertentu jika engkau melemparkannya ke atas dia akan terlempar dan jika mencapai titik akhir lemparan batu itu akan kembali ke tempatnya secara natural. Dia juga punya banyak kerancuan tentang atom dan hukumnya serta pendapat yang menentang para ahli ilmu kalam dan filosof.

Menurut pendapatnya bahwa Allah Ta'ala menciptakan sesuatu sesuai dengan bentuk dan hekekatnya sekarang ini. Seperti mineral dan barang tambang tumbuh-tumbuhan hewan dan manusia. Allah menciptakan Adam as dan menciptakan keturunannya hanya saja Allah menyembunyikan sebagian dalam sebagian yang lain. Masalah duluan atau belakangan itu hanya masalah kemunculan dari persembunyiannya bukan masalah penciptaannya dan keberadaannya. Pendapat ini sebenarnya dari ucapan filosof yang beraliran "sembunyi dan muncul". Dan an-Nazhzham lebih cenderung mengakui pendapat para naturalis daripada kaum metafisik dari kalangan filosof.

Demikian beberapa pendapatnya di antara banyak pendapatnya yang rancu. Di antara pengikut an-Nazhzham adalah al-Fadhl al-Hadatsi dan Ahmad bin Khabits. Ibn al-Rawandi mengatakan bahwa mereka mempercayai bahwa alam ini mempunyai dua pencipta satunya adalah pencipta yang kekal yaitu Allah dan yang satunya adalah pencipta yang diciptakan oleh Allah yaitu 'Isa bin Maryam. Dan pendapat ini tentu saja bathil dan tertolak.

4. Ahmadiyah

Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah, mempunyai banyak nama dan keturunan. Suatu keistimewaan buat dia, "konon" semua itu diperoleh dari Tuhannya. Bahkan yang lebih menarik lagi, Mirza Ghulam Ahmad menguasai banyak bahasa, diantaranya: Bahasa Urdu, Inggris, Arab, Parsi, dan bahasa Ibrani. Dengan bahasa-bahasa itulah ia berdialog dengan Tuhannya.

Puteranya yang masyhur, Bashiruddin Mahmud Ahmad (1899-1965) yang menduduki tahta khalifah kedua dalam Jema'at Ahmadiyah, menulis tentang saat-saat kelahiran ayahnya sebagai berikut:

" Hazrat Ahmad as. lahir pada tanggal 13 Februari 1835 M, atau 14 Syawal 1250 H, hari Jumat, pada waktu shalat Subuh, di rumah Mirza Ghulam Murtaza di desa Qadian. Beliau lahir kembar. Yakni beserta beliau lahir pula seorang anak perempuan yang tidak berapa lama kemudian meninggal dunia. Demikianlah sempurna sudah kabar-ghaib yang tertera di dalam kitab-kitab agama Islam bahwa Imam Mahdi akan lahir kembar".

Demikian Bashiruddin M.A. menceritakan kelahiran ayahnya. Yang menjadi pertanyaan di sini ialah, oleh siapa dan pada siapa kabar ghaib lahir kembar itu telah disampaikan? Kemudian dalam buku-buku Agama Islam yang mana kabar itu dimuat?

Kiranya Bashir M.A. dan Ahmadiyahnya tidak berhasrat atau kurang perlu untuk menyebut nama orang-orang maupun buku-buku Islam yang menyebut berkenaan dengan kabar ghaib dan lahir kembar itu.

Lebih lanjut, perihal nama-nama yang dimiliki Mirza Ghulam Ahmad, Bashiruddin maupun Ahmadiyah berkata:
"Asal nama beliau hanyalah Ghulam Ahmad, atau nama lengkap (full name) beliau adalah Ghulam Ahmad".

Kemudian terdapat di depan Ghulam Ahmad, sebuah nama lagi ialah Mirza. Dengan demikian nama kepanjangannya menjadi Mirza Ghulam Ahmad. Di antara ketiga sebutan tadi, hanya Ghulam sajalah yang tidak diperbincangkan. Sisanya yakni Mirza dan Ahmad, merupakan nama-nama yang mengandung di dalamnya arti dan tujuan yang istimewa. Betapa tidak istimewa? Allah sendiri (kata Bashiruddin) yang sering memanggil-manggilnya dengan nama Ahmad!!

"Kebiasaan beliau adalah suka menggunakan nama Ahmad bagi diri beliau secara ringkas. Maka, waktu menerima baiat dari orang-orang, beliau hanya memakai nama Ahmad. Dalam ilham-ilham , Allah Ta'ala sering memanggil beliau dengan nama Ahmad".

Aliran Ahmadiyah Qodiyan itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India adalah nabi dan rasul kemudian bagi yang tidak mempercayainya adalah kafir murtad. Ahmadiyah Qodiyan memang mempunyai nabi dan rasul sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India. Ahmadiyah Qodiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci Tadzkirah.

Mereka menganggap kitab suci Tadzkirah adalah kumpulan wahyu yang diturunkan Tuhan kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Alquran karena sama-sama wahyu dari tuhan tebalnya lebih tebal dari Alquran. Kalangan Ahmadiyah mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qodiyan di India.

Mereka mengatakan "Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji akbar ke Qodiyan. Haji ke Mekah tanpa haji ke Qodiyan adalah haji yang kering lagi kasar." Selama hidupnya "nabi" Mirza tidak pernah pergi haji ke Mekah. Kalau dalam keyakinan umat Islam para nabi dan rasul yang wajib dipercayai hanya 25 orang dalam ajaran Ahmadiyah ada 26 orang. Yang ke-26 tersebut adalah "nabi" Mirza Ghulam Ahmad.

Dalam ajaran Islam kitab samawi yang dipercayai ada empat buah yaitu Zabur Taurar Injil dan Alquran. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qodiyan kitab suci yang wajib dipercayai harus lima buah dan kitab suci yang kelima adalah kitab suci Tadszkirah yang diturunkan kepada "nabi" Mirza Ghulam Ahmad ciptaan konspirasi politik internasional.

Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal bulan dan tahun sendiri nama bulan Ahmadiyah adalah Suluh Tablig Aman Syahadah Hijrah Ihsan Wafa Zuhur Tabuk Ikha' Nubuwah Fatah. Adapun tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan HS. Tahun Ahmadiyah saat ini adalah 1373 HS . Kewajiban menggunakan tanggal bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut atas perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad.

Berdasarkan firman "tuhan" yang diterima oleh "nabi" dan "rasul" Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci "Tadzkirah" yang artinya "Dialah tuhan yang mengutus rasulnya 'Mirza Ghulam Ahmad' dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya." . Isinya meniru-niru kitab suci Alquran. Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri kitab suci sendiri tanggal bulan dan tahun sendiri tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang keempat yang bermarkas di Inggris Thahir Ahmad.

Khalifah Ahmadiyah adalah khalifah fiktif yang dibentuk dengan tujuan politik. Semua anggota Ahmadiyah diseluruh dunia wajib tunduk dan taat kepada Thahir Ahmad. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran. Berdasarkan ayat kitab suci Ahmadiyah Tadzkirahbahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Alquran dibatalkan dan digantikan oleh "nabi" Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad.

Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci 'Tadzkirah' ini dekat dengan Qodian-India. Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun." . Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah"Katakanlah wahai Mirza Ghulam Ahmad 'Jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku'." . Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah"Dan kami tidak mengutus engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." . Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad 'Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu hanya diberi wahyu kepadaku'." . Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu-wahai Mirza Ghulam Ahmad-kebaikan yang banyak." .

Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam Ahmad-imam bagi seluruh umat manusia." . Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Oh pemimpin sempurna engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad seorang dari rasul-rasul yang menempuh jalan betul diutus oleh yang maha kuasa yang rahim.". Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Sesungguhnya kami telah menurunkannya pada malam lailatur qadar.". Firman "tuhan" dalam kitab suci Tadzikrah "Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allahlah yang melempar.

Masih banyak lagi ayat-ayat kitab suci Alquran yang dibajaknya. Ayat-ayat yang dikutip di atas adalah penodaan dan bajakan-bajakan dari kitab suci umat Islam Alquran. Mirza Ghulam Ahmad mengaku kepada umatnya bahwa ayat-ayat tersebut adalah wahyu yang diterima dari "tuhannya" di India.

Penodaan Agama dan Hukumnya Pada kitab Undang-Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sebagai berikut. PASAL 56 a Surat edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.84 tanggal 20 September 1984 a.l.

Selain itu, diluar negeri juga telah ada larangan serupa:

- Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak 18 Juni 1975.
- Brunai Darus Salam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Brunai Darussalam.
- Rabithah Alam Islamy yang berkedudukan di Mekah telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam.
- Pemerintah kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Mekah.
- Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas nonmuslim.
Simpulan Ahmadiyah sebagai perkumpulan atau jemaat didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qodiyan India tahun 1889 yang karena perbedaan pandangan tentang penerus kepemimpinan dalam Ahmadiyah dan ketokohan pendirinya berkembang dua aliran yaitu Anjuman Ahmadiyah dan Anjuman Ishaat Islam Lahore .

Kedua aliran tersebut mengakui kepemimpinan dan mengakui ajaran yang bersumber pada ajaran Mirza Ghulam Ahmad. Jemaat Ahmadiyah masuk dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1920-an dengan menamakan diri Anjuman Ahmadiyah Qodiyan Departemen Indonesia dan kemudian dinamakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang dikenal dengan Ahmadiyah Qodiyan dan gerakan Ahmadiyah Lahore yang dikenal dengan Ahmadiyah Lahore. Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu dan dengan wahyu itu dia diangkat sebagai nabi rasul al-masih mau'ud dan imam mahdi.

Ajaran dan paham yang dikembangkan oleh pengikut jemaat Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyimpangan dari ajaran Islam berdasarkan Alquran dan hadis yang menjadi keyakinan umat Islam umumnya antara lain tentang kenabian dan kerasulan Mirza Ghulam Ahmad sesudah Rasulullah SAW.

Penutup Sebagai penutup kajian ini kami kutip sebuah ayat Alquran yang mengancam orang yang mengaku menerima wahyu serta menulis kitab dengan tangannya sendiri kemudian dikatakannya dari Allah SWT dengan dusta yang amat keji seperti yang dilakukan oleh "nabi" Mirza di atas. Allah SWT berfirman yang artinya "Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis al-kitab dengan tangan mereka sendiri lalu dikatakannya 'Ini dari Allah' untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaanlah bagi mereka akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan".

5. Al-Qadiani

Berikut ini kami paparkan keyakinan-keyakinan Al-Qadiani yang menyesatkan itu.

Pengakuannya adalah sebagai mujadid Al-Masih Al-Mahdi nabi rasul dan pengakuan lainnya yang berkisar antara mujadid hingga kenabian bahkan lebih tinggi dari kenabian.

Berikut cuplikkan beberapa pengakuan "gila" nya:

"Banyak hati telah mati telah banyak dosa sangat keras kesusahan pada malam yang larut dalam kegelapan yang pekat rahim Allah mengeluarkan cahaya langit. Akulah cahaya itu al-mujadid yang dapat perintah hamba yang ditolong Al-Mahdi yang dikenal Al-Masih yang dijanjikan. Dan sesungguhnya aku berada dalam posisi yang sangat mulia di sisi Tuhanku tak ada seorang pun yang mengetahuinya." .

"Kabar gembira untuk kamu sekalian! Telah datang kepadamu Al-Masih. Ia telah diusap Yang Maha Kuasa dan diberinya ucapan yang fasih.. Kebahagiaan untuk kamu! Telah datang kepadamu Al-Masih yang dikenal membawa harta yang banyak dan barang yang bertumpuk.. Wahai sekalian manusia sesungguhnya aku adalah Al-Masih al-Muhamadi. Sesungguhnya aku Ahmad al-Mahdi." .

"Akulah Al-Masih yang dijanjikan yang telah ditentukan kedatangannya di akhir zaman oleh Allah Yang Maha Bijaksana. Akulah orang yang diberi ni'mat yang disebuntukan dalam surah Al-Fatihah pada saat muncul dua golongan tersebut."

Aku dilahirkan kembar dengan seorang putri di desa ini tetapi saudari kembarku itu wafat dan aku tetap diberi kehidupan oleh Allah pemilik kemuliaan. Kejadian ini tentu sangat jarang di masyarakat.

Meskipun demikian aku hidup dengan dua penyakit.

1. Penyakit di bagian bawah . Dalam sehari semalam ia bisa kencing sampai seratus kali.
2. Penyakit di bagian atas .

"Jadi kehidupanku lebih aneh dari kelahiran Al-Masih dan lebih besar mukjizatnya bagi orang yang melihat." . "Sesungguhnya akulah Al-Masih dan sesungguhnya aku berjalan dan aku mengembara.

Sesungguhnya Isa telah wafat dan tidak hidup seperti hidupku." . "Akulah Al-Masih. Akulah al-hakim. Akulah Muhammad. Akulah Ahmad yang terpilih." . "Aku dijadikan sebagai Maryam dan aku menjadi Maryam selama dua tahun.. Kemudian ditiupkan roh kepada Isa sebagaimana ditiupkan kepada Maryam lalu ia hamil dalam bentuk pinjaman setelah beberapa bulan tidak lebih dari sepuluh bulan aku pisahkan dari Maryam dan aku dijadikan Isa. Dengan demikian jadilah aku putra Maryam." . Sesungguhnya Allah menemai aku Maryam yang hamil mengandung Isa. Akulah yang dimaksudkan oleh firman Allah Taala "Dan Maryam putri Imran yang mensucikan kehormatannya lalu Kami tiupkan kepadanya roh Kami".

"Karena akulah satu-satunya orang yang mengakui bahwa aku adalah Maryam dan bahwa ditiupkan kepadaku roh Isa." . "Saya melihat diriku dalam keadaan kasyaf seakan aku ini seorang wanita lalu Allah menampakkan kepadaku kekuatan pria isyarat ini sudah cukup untuk orang yang cerdas dan paham." . "Sebelum turun wabah penyakit Tuhanku mewahyukan kepadaku 'Buatlah perahu di bawah pengawasan-Ku dan janganlah engkau mengajak Aku berbicara kepada orang-orang yang zalim karena mereka pasti tenggelam. Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya mereka berbaiat kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka."

"Lihatlah sekarang sesungguhnya Allah telah menjadikan wahyu-Nya kepadaku ajaran-ajaranku baiat kepadaku sama dengan perahu Nuh dan Allah menjadikannya sebagai kunci keselamatan seluruh manusia."

"Sungguh Tuhanku telah memberi tahu kepadaku bahwasannya aku seperti perahu Nuh bagi seluruh makhluk. Maka siapa yang datang kepadaku dan masuk dalam baiat sungguh ia selamat dari kehilangan. Maka sungguh bahagialah kaum yang selamat."

"Perumpamaanku di sisi Allah seperti Adam.. Lalu Allah menjadikan aku sebagai Adam lalu dia memberiku semua yang telah diberikan kepada Abul Basyar ." . "Pengakuan bahwa aku adalah rasul dan nabi." . "Dan Allah yang sebenarnya. Dialah yang mengutus rasul-Nya di Qadian." .

Source: wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google