AnehAjaib. Facebook, dunia yang sangat asyik dan nyaman untuk nongkrong.
Di sana Anda dapat menemukan banyak kenalan baru, dan plusnya bisa bertemu
teman-teman lama, bahkan teman saat Anda duduk di taman kanak-kanak. Anda juga
dapat bebas mengupload foto, dengan jumlah yang hampir tak terbatas. Serta
video, mungkin video tentang wisuda, atau aksi konyol Anda bersama para
sahabat.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini Anda bisa mengupdate
status Facebook melalui handphone Anda. Tanpa harus pergi ke warnet atau membuka
notebook, Anda jadi bebas berekspresi mengupdate status dan mengupload aneka
foto. Tanpa disadari, Anda sendiri juga jadi mengumbar masalah-masalah yang
seharusnya Anda simpan sendiri. Anda jadi mudah mengekspresikan perasaan Anda,
terutama perasaan negatif, entah saat marah atau kecewa pada seseorang, Anda
bebas memaki-maki mereka.
Tapi mungkin Anda tak tahu, bahwa Facebook yang populer di
tangan Anda, kini juga populer bagi para pekerja, termasuk mereka para detektif
HRD yang kerap menghubungi Anda untuk sesi wawancara bersama mereka. Tidak
menutup kemungkinan mereka akan mengamati profil Anda dari facebook, entah itu
seputar status, foto profil, dan lain sebagainya. Jadi berhati-hatilah dengan
para dewan yang punya banyak mata dan telinga ini jika Anda ingin segera
memiliki pekerjaan tetap.
Berikut 9 kesalahan kecil namun dapat berakibat fatal
apabila terlewatkan oleh para Facebooker saat mencari pekerjaan:
1. Kurang bijak meng-update status
Kesalahan pertama ini adalah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para
Facebooker. Jelas dong, apalagi saat ini update status bisa dilakukan melalui
handphone Anda. Tinggal mengetik apa yang ada di pikiran, klik share, semua
orang pasti bisa baca deh. Mengekspresikan perasaan sih boleh saja, tetapi
jangan sampai hal ini malah menjadi senjata makan tuan bagi Anda. Sebaiknya
simpan masalah-masalah yang terlalu pribadi untuk diri sendiri, hindari juga
memaki atau menjelek-jelekkan nama orang di status Facebook. Statusmu adalah
harimaumu!
2. Terlalu kreatif dengan nama account
Lucu sih jika Anda menggunakan nama-nama unik dan panjang, seperti misalnya:
RatnaMencariCinta, AbiCintaKamoeh, dsbnya. Namun yang ditangkap oleh si
pewawancara, Anda dianggap sosok yang masih belum siap bekerja, belum dewasa
dan terlalu ABG. Ingat, nama itu mewakili kepribadian seseorang lho! Jadi pakai
saja nama Anda, apabila terlalu panjang, nama panggilan juga boleh, asal jangan
sampai memposting nama yang justru malah merendahkan dan membuat Anda dipandang
sebelah mata.
3. Relationship status palsu
Saking cintanya pada kekasih, Anda yang masih single langsung memasang status
‘Married’ padahal kenyataannya sih Anda masih single. Masih asyik-asyiknya
berpacaran. Dan sayangnya, kebanyakan perusahaan membutuhkan karyawan yang
masih single, mengingat beberapa profesi memerlukan konsentrasi dan waktu yang
cukup menyita. Untuk itu, jika memang benar Anda masih single, posting saja
status single. Atau masih ada pilihan in relationship atau open relationship.
4. Foto profil
Memasang foto profil super seksi atau sedang bercumbu dengan pacar adalah
kesalahan yang cukup fatal. Siapa sih yang ingin punya pegawai yang kurang
santun dan memiliki image buruk, tak ada kan? Jika Anda merasa cantik dan ingin
dianggap cantik oleh dunia, maka perlihatkan kecantikan dan pose menarik Anda.
Tentu di dalam batas-batas kesopanan ya.
5. What about me?
Anda mungkin tak terlalu perhatian soal hal ini. Namun kadang karena pengen
terlihat lucu, Anda jadi asal menulis info tentang Anda ini. Padahal saat
seseorang membaca profil, mereka sering lho mengamati dan membaca info singkat
ini. Setidaknya bagi mereka ini cukup memberi gambaran siapakah Anda. So, buat
ringkasan kecil yang menarik, yang menggambarkan siapa sih sebenarnya diri
Anda. Menuliskan kekurangan diri mungkin juga baik, tetapi pertimbangkan juga
karena di dalam akun Anda kan ada banyak orang yang baru Anda kenal juga. Tulis
saja diri Anda secara umum.
6. Blog link
Penuh percaya diri Anda menampilkan alamat blog yang Anda tulis. Padahal isinya
curhatan semua. Well, menulis blog mungkin memang hobby Anda, tetapi jika blog
tersebut isinya terlalu pribadi, sebaiknya simpan saja untuk diri sendiri.
Jangan mencantumkannya pada akun jejaring Anda. Memangnya Anda mau semua orang
tahu tentang kehidupan pribadi Anda?
7. Hati-hati memilih Page group dan Causes yang
Anda ikuti
Ada yang menginvite Anda tentang perjuangan mereka atas suatu hal yang berbau
SARA dan semacamnya, tanpa pikir panjangpun Anda ikut. Ada pula yang menginvite
Anda untuk join group ‘Larang Admin BeritaUnik For Presiden 2014′, Anda pun
penuh semangat ikut mencaci maki si admin yang ingin mencalonkan diri menjadi
Presiden Indonesia . Sumpah serapah pun Anda ucapkan di dalam wall group
tersebut. Well, satu poin negatif lagi Anda tunjukkan. Dalam benak orang lain
bisa saja mereka menganggap Anda mudah terhasut suatu isu dan kurang bijaksana
dalam memilih komunitas. Join group dan causes yang memang benar-benar positif
efeknya bagi Anda, misalnya causes ‘hemat energi’, ‘selamatkan dunia dari
pemanasan global’, group ‘Pecinta lingkungan hidup’, ‘group ‘Woman’ dan lain
sebagainya.
8. Photo Album
Kagum pada Christiano Ronaldo yang memang jauh lebih seksi dari David Beckham
sih boleh saja. Tapi tak harus punya album khusus yang membuat pose seksi
separuh bugil itu kan? Keep it for your self! Sebijak mungkin susun album foto
yang menunjukkan betapa smart dan bahagianya seorang Anda. Singkirkan semua
foto-foto yang mungkin bisa menghancurkan image Anda, sebagai contohnya: foto
Anda sedang minum saat dugem.
9. Lupa akan ‘privacy setting’
Jika memang Anda ingin bebas berekspresi di dalam Facebook pribadi Anda,
sebaiknya pasang privacy setting. Dengan demikian tak semua orang bisa bebas
membaca info Anda. Dan kali ini para detektif HRD tak akan bisa membaca profil
Facebook Anda.
Jangan meremehkan akun Facebook yang Anda miliki. Jika mata
adalah jendela hati, maka Facebook adalah iklan yang paling ampuh untuk menjual
kepandaian dan prestasi Anda. Jadi ‘juallah’ diri Anda sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar